Sajak Liza Samakoen
Hidup hanyalah selembar mori yang terbentang di atas lantai dingin, sebelum takdir menggoreskan warna-warna.
Dan betapa nyeri menunggu seseorang yang kau cinta; entah tersembunyi pada wiru yang mana, entah tersangkut serat suratan takdir.
Ingatkah kau kalimat terahir yang dituliskanNya sebelum lenganNya berhenti membentuk wiru-wiru pada selembar mori: bahwa kisah kita cuma serat yang tak beraturan ~ di sana.
Menarik. Sajak yang sangat menarik. Penuh kiasan dan pemaknaan yang dalam.
0 comments:
Posting Komentar