ketika api berebut bara, dan kabut menyaput mata
Siwa menoreh luka pada jantung neraka
hancur luluh menara-menara
kunci tembaga yang tajam baunya
buka mulut-mulut pesing setengah terbuka
Api.
Api dalam sabana dadamu terlampau tak jinak
retak langit menyerah, pada gugus galaksi bertabrakan pecah
gegap gempita nafas, dengus lepas samsu bernanah
Agni membakar kota kita
kota 'mu'.
Kota jantung-jantung terikat berdenyut.
Panas. Putih terang
dewasa kini belikatku jatuh terlentang
rancangan gedung itu dibawah mendung
langit hitam
Agni berdansa di lantai pualam
menebar benih merah dalam bulan-bulan
lama-lama kami menjadi gerah jua
atas merah membakar ujung kepala
hitam. jadi legam rusuk kirimu
terserah. akan Prometheus mengambil jenawiku
pisah. perahu kita menjungkal palung resah
karena badai menggulung langitku
dan menjualnya kepada Bayu
Laksmi terjatuh kembali, makan ampela yang basi
di emperan kali, tengkurap mencumbu matahari
kamu, Laksmi, harpa telanjang dimainkan sembarang
membunyi nada jalang, melukis bayang-bayang
sehabis itu, Durga mengambil kendali sembahyang
31 Januari 2012
0 comments:
Posting Komentar