Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan.

31 Mei 2012

Esensi dari Cinta -- Ulasan The Lover's Dictionary (David Levithan)



abyss, n


Ada waktu dimana aku meragukan semua. Saat aku menyesali semua yang kau telah ambil dariku, segala yang kuberikan kepadamu, dan waktu yang sia-sia kuhabiskan dengan kita.

indelible, adj


Malam pertama itu, kau mengangkat jarimu dan menunjuk keningku, kemudian membuat jejak di antara kedua mataku, ke bawah hidungku, melewati bibirku, daguku, leherku, ke tengah-tengah dadaku. Itu benar-benar di luar dugaan. Aku tahu aku takkan pernah mengimitasi itu, gerakan itu--milikmu selamanya.

suffuse, v


Aku tidak menyukainya saat kau menggunakan shampoo milikku, karena kemudian rambutmu berbau sepertiku, bukan sepertimu.

neophyte, n


Telah ada berjuta-juta orang yang melewati ini sebelumnya -- kenapa tidak ada seorangpun yang dapat memberiku saran yang berguna?

basis, n


Seharusnya ada momen di awal, ketika kau berpikir apakah kau sedang jatuh cinta dengan orang itu atau perasaan itu sendiri.

Jika momen itu tidak selesai, ya. Kau berakhir.

Dan jika momen itu selesai, Ia tak pernah pergi begitu jauh. Ia berdiri di jarak itu, siap kapan saja bila kau mau Ia kembali. Kadang Ia malah di situ ketika kau berpikir kau sedang mencari sesuatu yang lain, layaknya sebuah rute untuk kabur, atau wajah kekasihmu.


Bagaimana seseorang mendefinisikan cinta? Tak pernah habis bila ditulis dalam kata-kata, atau bahkan sebuah buku. Sudah beribu-ribu tahun manusia mengenal literatur, tetapi apa yang mereka dapatkan? Bagi mereka cinta adalah suatu hal yang majemuk, sulit didefinisikan, relatif, dan berkembang melewati ruang dan waktu. Maka dari itu penulis kesulitan untuk menangkap abstraksi dan ide dari cinta itu sendiri. Mungkin itulah yang dirasakan oleh David Levithan, pengarang The Lover's Dictionary. Ia menuliskan definisi cinta ke dalam entri-entri kamus yang disusun alfabetis, dan di dalamnya terdapat cerita cinta unik yang tidak kronologis.

Mengapa tidak kronologis? Dengan itu pembaca akan lebih merefleksikan cerita di novel ini sebagai suatu rentetan perisitiwa yang diingat kembali sebagai kenangan. Kita cenderung mengingat suatu kenangan, dengan tiba-tiba, entah apa yang membawanya, ke dalam kenangan tersebut, kemudian dari kenangan itu kita akan dibawa kepada kenangan lain, entah karena hal apa, dan seterusnya.

Dari buku ini, diceritakan tentang bagaimana ketidaksempurnaan cinta itu sendiri, dari sudut pandang pria baik-baik, dengan pasangannya yang pemabuk--yang tidak jelas disebutkan dalam novel ini apakah dirinya juga seorang pria atau seorang wanita. Candaan, argumen, dan bahasa-bahasa yang hanya dipahami oleh sepasang kekasih, di paparkan seakan-akan kitalah tokoh utama tersebut.  (akan dilanjutkan)

0 comments:

Posting Komentar