Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan.

20 Jun 2011

Resensi Buku: Negeri 5 Menara (A. Fuadi)







Bagaimana rasanya ketika kita dihadapi sebuah pilihan, yang apabila kita ambil terlalu beresiko dan tidak menentu dimana ujungnya? Itulah yang dihadapi Alif, seorang siswa tamatan SMP terkemuka di Bukittinggi, yang ibunya memaksa agar dirinya melanjutkan sekolah di Pesantren, menyeberangi pulau, jauh di Jawa Timur. Pada akhirnya, ia menyadari bahwa pesantren tidak melulu seperti itu, setelah dia bertemu Raja dari Medan; Said dari Surabaya; Dulmajid dari Sumenep; Atang dari Bandung; dan Baso dari Gowa. Bersama teman-temannya inilah Alif menjalani hari-hari bersahaja di Pesantren Madani. Menjalani hari-hari yang menempa dirinya untuk menjadi lebih baik; dan sadar bahwa apasaja dapat kita raih apabila kita berusaha dengan sungguh-sungguh. Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar. Dari Pesantren inilah ia menerapkan mantra ajaib dalam kehidupannya; Man Jadda Wa Jada.

Kalimat-kalimat deskriptif dalam novel ini benar-benar menggoda dan indah. Tutur kata A. Fuadi menarik kita agar tidak segera meletakkan novel ini. Ditambah dengan cerita-cerita menarik selama ia di Pesantren Madani, serta lelucon-lelucon khas pesantren menjadikan novel Negeri 5 Menara ini kaya, walaupun dengan cerita yang cukup sederhana.Tiap bab dilabeli dengan judul-judul yang membuat kita penasaran untuk segera membolak-balik halaman novel ini. Tidak cukup dengan cerita yang menarik, A. Fuadi menambahkan nilai-nilai islami dan kegigihan yang memenuhi tiap lembar buku ini, sehingga apa yang kita baca tidak 'kosong' belaka. Sangat direkomendasikan untuk siapa saja.

rating: 8.5/10

Muhammad Farhan Maulana

0 comments:

Posting Komentar