terkiraku penyair perasaan
tak sendiri menulis sajak-sajak sedihnya
seperti penaku yang menggandeng kata
kata rindu ranah hitam persada
merangkai-rangkai metonimia
menenggelam ambigu dalam metafora
di ujung kata melengkung nada
bunyi rima dan temali-temalinya
lelah, melumat sepah dan asam garam
kadang kata-kata kudeta jiwa
darah membuncah sia-sia
tak sejalan dengan tentangan raga
tapi tidak semudah itu kawan; ini bagai mengurai rambut rasa
membelahnya jadi bait-bait puisi
tengadah rendah makna yang mungkin engkau dalami
jangan mengartikan puisiku sebelah mata;
bilah-bilah rima takkan menjinjing letupan arti.
28-29 Juni 2011
0 comments:
Posting Komentar