Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan.

12 Sep 2012

Rahasia

:17


Ada sebuah ungkap yang kuingin rahasiakan
tapi jangan di bawa kemana-mana, ya

kupikir ini waktu tepat untuk kita bicarakan
dalam puisi waktu itu abadi, hanya percaya

***

adalah gores kekal sampanye yang meledak
seperti supernova di konstelasi kata-kata
puisi yang terselip dalam halaman depan yang dimaafkan

satu bukti bahwa kabut merah senama
cinta itu sudah aku miliki dan lekas aku sampaikan
sejak sekian lengang lamanya

kamu percaya? percayalah, kamu itu setetes cahaya

***
bahwa tiap bait huruf dan puisi terjahit
dari sebuah nyala yang kuyakin tak kunjung padam
dari nyala cintamu yang laksana cahaya

ketika aku percaya bahwa mimpi-mimpi paling bodoh
akan sanggup aku tuang dalam botol warna

tersebutlah pendar cahaya matamu itu yang buat aku percaya

***

boneka itu bagai kata-kata rindu yang mencerap lelap
tidurku, sehingga saat kita bertemu
jantungku tak akan terlalu bertalu-talu

satu kata kalimat bait puisi berupa susunan
acak rindu yang ingin aku uraikan dengan segenap niat
bahwa mengapa terlalu sulit aku ungkapkan kepadamu

***

dan entah disadari atau tidak, kadang kenang
selalu mengikuti dari belakang dan menunggu di ambang pintu
menunggu kalimat dan kata untuk menoleh kepadanya
menjadi sebuah anyaman puisi untuk dirimu

dan huruf terakhir ini lah sebuah persembahan kata-kata
memerahkan elegi yang sudah jauh terjatuh dalam lindap rawa

karena kita bersama-sama, dengan segalanya


30 Agustus 2012

0 comments:

Posting Komentar