Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan.

16 Jun 2012

Apel

Apel berkunjung ke dadaku sesekali selamanya.

Ia begitu merah dan basah. Ia membuka jendela,
sepoi manis mengalir di relung yang gelisah.

Ketika sampai waktuku lapar memekar
desah rapuh dari liat dagingnya membungkam resah.

Ah, betapa manis kulitmu.
Ia adalah cinta yang mengejawantah.


Ku pagut Ia sesekali, dan Ia membalasnya berkali-kali!
Betapa liarnya jantungmu yang ganas,
detaknya memuai dan melengkung memanas.

Ah, betapa sintalnya pinggangmu
melekuk-lekuk, menari-nari dalam dingin lidahku.


Tapi inilah yang terjadi setelahnya:

Aku diempaskan ke bawah bersama Eva
menjadi telanjang setelanjang-telanjangnya.

Es dan angin ribut, kabut dan asap pecah menjadi putih menangkup seluruhku.

Aku dingin, apel. Aku terlalu dingin dan bingung.
Ini membunuhku, apa ini janji darimu?

Tidak, ini sepaket hukuman buatmu. Aku yang janji, kau yang dihukum linglung.


16 Juni 2012


0 comments:

Posting Komentar