bubuk legam di sudut bibirmu, cangkir.
tuak hitam perih dalam perutmu, takdir.
kadang terlalu jenuhnya kami terhadap
nista di mulutmu, doa.
terucap sedemikian kali tetap luruh
di hati, mengapa?
apa sesal menggunung di lidah, aku?
tak cukup untuk menambal beban yang
bebal, nafsu?
kepada buta, tuli, bisu--
jangan menoleh kepada diriku.
12 Juni 2012
0 comments:
Posting Komentar