Hidup itu semacam permainan. Kalah atau menang, itu sebuah suratan.

5 Jul 2011

Mayapada Arimbi


akar pohon disitu berpilin remuk
pernah berbenturan dengan batu dan kayu
dan gagak-gagak bersendawa di mayangnya--
pongah berjalan dengan kilat di kelopak

nanah sudah seperti mataku; lapuk
menggenang ditanah -- di bawah kaki-kaki
apa yang kusebut kehidupan sudah terinjak-injak
dan temanku mendiang arwah pesakitan

Tapi terkisah dewi disana, Arimbi namanya
bidadari antara neraka dan surga
separuh sayapnya berdarah-darah
separuh lagi basah oleh barakah

karena engkau penyair
maka aku memegang belati
belati yang diasah oleh lidahmu, Arimbi
yang jadi tombak rengatan langit

dan bulu yang mencuat dari punggung-- 
desah ranum puisi merah bibirmu
tertulis disana, di sayap bagian ujung
"(Aku) mati, punya kau yang hidup"

Aku tetap hidup habis itu
tapi mati.
Sebelumnya aku sudah mati
tapi aku tetap hidup.

atas keningmu yang pualam
dimana bulan-bulan bermalam

langit yang merah jambu, patah-patah kar'na dedalu
yang bernama Baratayuda, takkan kuteriakkan
selama tak kunjung kau beradu
indah antara keterasingan
sesajen hidup harum dan abu.




Bekasi, Juli 2011

0 comments:

Posting Komentar