Gagak memekik, terbang melingkar
diatas kubah masjid, di latar belakangi mega fajar
terbit dengan semburat merah.
Pepohonan tampak menyerah
pada angin kelam.
Derak derai ranting pohon
memukul dan meredam.
Disini
Aku ditusuk ribuan pilu yang mengikuti lagu
dibalik jendela dan pohon dedalu.
Dingin masih mereguk sumsum tulangku.
Mimpi tadi masih terasa
Memutus nadi di tengah asa
Kecupanmu
tinggalkan lagi goresan yang tak biasa.
Apakah aku harus menyerah pada kenyataan?
Dimana segalanya takkan tertenggan
dan melepas semua pesan yang ada?
Tetapi juga,
Apakah aku harus mengalah pada perasaan?
Yang berdetak pelan dan membuat letupan
tapi berada dalam kegamangan?
Ini bukanlah elegi
Bukan pula nyanyian pagi
Tetapi ini adalah
suara dari dalam hati.
24 Maret 2011
Ternyata, aku harus mengalah pada
dirinya.
0 comments:
Posting Komentar